Jumat, 14 Agustus 2009

Mungulang Isti'adzah Setiap Rakaat Dalam Shalat

Tanya: Assalamu'alaikum. Ustadz bacaan ta'awwudz dibaca setiap rakaat atau cukup satu kali saja mana yang rajih? (085885507746)


Jawab: Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Jumhur ulama berpendapat bahwa membaca isti'adzah adalah sunnah (dianjurkan) dan tidak wajib (Lihat Al-Mughny 2/145)
Berkata Al-Lajnah Ad-Daimah:
الاستعاذة سنة فلا يضر تركها في الصلاة عمداً أو نسيانياً
"Isti'adzah hukumnya sunnah, maka tidak memudharati apabila ditinggalkan (tidak dibaca) ketika shalat baik sengaja atau lupa" (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 6/381)

Pendapat yang rajih –wallahu a'lam- bahwa ta'awwudz atau isti'adzah dianjurkan dibaca di rakaat yang pertama karena hadist Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu beliau berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا نهض من الركعة الثانية استفتح القراءة بـ الحمد لله رب العالمين ولم يسكت
"Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila bangkit dari rakaat kedua beliau memulai bacaan dengan "Alhamdulillah rabbil 'alamin" dan beliau tidak diam" (HR.Muslim)
Dalam hadist ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak diam sebelum membaca Al-Fatihah, menunjukkan bahwa beliau tidak membaca ta'awwudz dan tidak membaca istiftah (Al-Mughny 2/216)
Demikian pula diantara rakaat hanya diselangi dengan dzikrullah (tasbih, tahmid, shalawat dll) dan dzikrullah tidak memutus bacaan Al-Quran, oleh karena itu cukup dengan isti'adzah di awal raka'at. (Lihat Zadul Ma'ad, Ibnul Qayyim 1/242)
Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin:
الذي يظهر لي: أن قراءة الصلاة واحدة، فتكون الاستعاذة في أول ركعة، إلا إذا حدث ما يوجب الاستعاذة، كما لو انفتح عليه باب الوساوس
"Yang nampak bagi saya bahwa bacaan Al-Quran dalam shalat adalah satu, maka isti'adzah dilakukan hanya di rakaat pertama, kecuali kalau terjadi sesuatu yang mewajibkan isti'adzah, seperti terbukanya pintu was-was" (Majmu' Fatawa wa Rasail Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin 13/110)
Wallahu a'lam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar